Laman

Sabtu, 21 September 2013

Ayo Bangunlah Penuntut Ilmu (Bagian 3)

Bangunlah Engkau Wahai Orang Yang Lemah dalam menuntut Ilmu! (Bagian 3)

2. Sebab yang memperdaya kebanyakan penuntut ilmu adalah SIBUKNYA MEREKA DALAM MEMPEROLEH RIZQI DAN BEKERJA KERAS DI DALAMNYA.

Ini adalah penyakit yang kedua, penyakit berbahaya yang memperdaya dari menuntut ilmu, engkau dapati kebanyakan manusia -Wal 'Iyaadzu billah- menjadi keledai di siang hari (saking kerasnya bekerja di siang hari -pent), dan mereka menjadi bangkai di malam hari (karena tidak pernah bangun malam -pent), karena kerasnya mejadi rizqi. Engkau dapati semisal mereka ketika orang-orang tersebut memperoleh jalan mendapatkan uang, maka mereka mengorbankan tenaganya, hati-hati mereka, pikiran mereka, bahkan hidup mereka, ya seluruh hidup mereka.

Dan ini -Wallahi- wabah yang besar, saya telah melihat -wallahi- kebanyakan manusia dengan sebab ini mereka meninggalkan ilmu yang merupakan hal paling mulia untuk dicari, mereka berlari meninggalkannya di belakang hal yang paling merugi untuk dicari ; yaitu Ad Dunyaa !!




Maka engkau dapati semisal mereka  -ketika mereka dalam awal menuntut ilmu- jika mereka menemui hal yang paling rendah dan paling sedikit perbandingannya di antara perkara dunia -yang mana bisa jadi tempatnya diremehkan- dan di antara pelajaran yang mereka datangi, yang mana memberikan manfaat di akhirat mereka, maka mereka berpaling ke dunia, dan melarikan diri dari pelajaran, seakan-akan mereka TELAH TERLEPAS DARI IKATAN, dan SEAKAN-AKAN MEREKA MENUNGGU HAL INI, UNTUK DAPAT LEPAS DARI PERBUDAKAN BELAJAR.

Saudaraku, mengapa kita terus menerus memberikan kerendahan dalam agama kita? Mengapa kita terus menerus jika kita berada di antara dua perkara dunia dan akhirat kita memilih dunia? Mengapa kita tidak memilih akhirat sekali saja dalam hidup kita, sampai kita mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat?

Ya, mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan beramal dengannya adalah merupakan realisasi kebahagiaan yang hakiki; berkata Ibnul Qoyyim -rahimahullah- :KEBAHAGIAAN YANG HAKIKI adalah KEBAGAHIAAN ILMU YANG BERMANFAAT DAN BUAHNYA; Karena hal itu selalu ada di setiap keadaan yang berbeda-beda, dan adalah teman bagi seorang hamba dalam perjalanannya, dan di tiga negeri: Negeri dunia, negeri Barzakh, dan Negeri Akhirat, dan dengannya di daki tangga-tangga keutamaan dan derajat-derajat kesempurnaan.

Dan obat dari wabah yang berbahaya ini adalah :
Pertama : Engkau harus mengetahui bahwa barang siapa yang Allah mudahkan jalannya menuntut ilmu, maka dia berpaling darinya, dan tidak mempedulikannya, maka dia berhak mendapatkan siksa, murka dan adzab Allah ta'la.

Berkata sebagian salaf : Barang siapa yang Allah halangi darinya ilmu, maka Allah akan mengadzabnya atas kebodohannya, dan adzab yang paling keras darinya adalah ketika dia menerima ilmu atau Allah memberi petunjuk padanya, akan tetapi dia membelakanginya dan tidak beramal denganya.

Kedua : Ketahuilah bahwa hal ini adalah fitnah dan ujian, dan orang yang cerdas lagi pandai adalah orang yang memilih agamanya, dan mendahulukan agamanya dari dunianya, meskipun dunia itu mendatanginya dengan seindah-indah perhiasan dan keindahan. Lihatlah kepada atsar-atsar Salafush shoolih dalam mengutamakan ilmu syar'i dari segala kelezatan dan syahwat :

Berkata Ibnu Abbas -radhiyallahu anhumaa- : Ketika pintu-pintu kota dibuka maka manusia (berlomba) mendatangi dunia, sedangkan aku mendatangi Umar -radhiyallahu anhu-

Ketika pintu-pintu negri dibuka dengan sebab peperangan di jalan Allah, maka kebanyakan manusia mendatangi dunia, kecuali Ibnu Abbas yang cerdas lagi pandai, maka dia mendatangi Umar untuk belajar agama darinya.

Berkata seorang penyair :

لِكُلِّ بَنِي الدُّنْيَا مُرَادٌ وَمَقْصِدٌ
وَإِنَّ مُرَادِي صِحَّةٌ وَفَرَاغُ

لِأَبْلُغَ فِي عِلْمِ الشَّرِيعَةِ مَبْلَغًا
يَكُونُ بِهِ لِي لِلْجِنَانِ بَلاَغُ

وَفِي مِثْلِ هَذَا فَلْيُنَافِسْ أُولُو النُّهَى
وَحَسْبِي مِنَ الدُّنْيَا الغَرُورِ بَلاَغُ

فَمَا الْفَوْزُ إِلاَّ فِي نَعِيمٍ مُؤَبَّدٍ
بِهِ العَيْشُ رَغْدٌ وَالشَّرَابُ يُسَاغُ

Setiap para pencari dunia mempunyai maksud dan tujuan
Dan sesungguhnya tujuanku adalah kesehatan dan kelapangan
Untuk mendapatkan ilmu syar'i dengan sebenar-benarnya
Yang mana dengannya aku bisa memperoleh surga
Dan yang semisal dengan itu maka berlombalah orang orang yang cerdas
Cukuplah bagiku dunia yang menipu lagi memperdaya
Maka tidak ada kemenangan kecuali pada kenikmatan (surga) yang abadi
Dengannyalah kehidupan, kemakmuran, dan minuman diperoleh

Berkata seseorang kepada Al Hasan : Wahai Abu Sa'iid, maka Al Hasan berkata padanya : Ambillah seperenam dirham karena engkau telah sibuk untuk memanggil manggil : Wahai Abu Sa'iid

Ketiga : Engkau harus membaca atsar-atsar salaf bagaimana pengorbanan mereka dalam menuntut ilmu.

Keempat : Engkau harus mengetahui bahwa ilmu syar'i itu akan membukakan bagimu pintu rizqi.

Kelima : Engkau harus mengetahui bahwa dengan semangatmu dalam menuntut ilmu syar'i, maka Allah akan mencukupkanmu, dan memberikan barokah di dalam rizqimu

Lihatlah Sufyaan Ats Tsauri -rahimahullah- mengatakan : ketika aku ingin menuntut ilmu maka aku berdoa : Ya Allah, sesungguhnya  kami membutuhkan penghidupan, dan aku melihat ilmu sedang dipelajari, maka aku katakan : Aku akan menghabiskan waktuku untuk mempelajarinya, dan beliau berkata : Dan aku meminta kepada Allah kecukupan.

Kemudian beliau terus bertekad kuat untuk belajar ilmu, sampai Ibunya memeliharanya/menanggung biayanya. Maka ibunya mengatakan : Wahai anakku, carilah ilmu, dan aku akan menanggung biayamu/mencukupimu dengan alat pemintalku.

Maka ketika LURUS/JUJUR NIATNYA -rahimahullah- DAN BERTEKAD DENGAN KERJA KERAS UNTUK MERAIHNYA, maka Allah mudahkan baginya untuk belajar, sampai...akhirnya beliau menjadi Amiirul Mu'miniin fil Hadiits.

Keenam : Engkau harus mengetahui ukuran/nilai majelis ilmu yang engkau tinggalkan, yang engkau remehkan karena tujuan dunia yang fana yang akan pergi darimu.

Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabada : Sesungguhnya Allah tabaaraka wa ta'aala - mempunyai malaikat-malaikat yang terus berkeliling mencari majelis dzikir. Apabila mereka menemukan majelis dzikir tersebut, maka mereka akan duduk bersama mereka, dan mereka akan mengembangkan sayapnya satu dengan yang lainnya, sampai sayap tersebut memenuhi ruang di antara mereka dan langit dunia. Maka apabila majelis dzikir telah selesai, mereka akan naik ke langit, Kemudian Rasulullah meneruskan sabdanya : Kemudian mereka ditanya Allah azza wa jalla -dan Allah Maha Mengetahui tentang keadaan mereka- Dari mana kalian datang? Jawab : Dari sisi hamba-hamba Mu di Bumi, yang mana mereka senantiasa bertasbih, bertakbir, bertahlil, dan bertahmid, dan meminta kepada Mu, Allah ta'ala berfirman : Apa yang mereka minta dariKu? Jawab : Mereka meminta surga Mu, Allah berfirman : apakah mereka sudah melihat surga Ku? Jawab : belum, mereka belum melihatnya ya Allah. Allah berfirman : Bagaimana seandainya kalau mereka sudah melihat surgaKu? Malaikat berkata : Mereka juga memohon perlindungan kepada Mu ya Allah. Allah berfirman : Dari apa mereka memohon perlindungan kepada Ku? Jawab : Mereka minta perlindungan dari neraka Mu ya Allah. Allah berfirman : Apa mereka sudah pernah melihat neraka Ku? Jawab :  belum, mereka belum pernah melihatnya. Allah berfirman : Maka bagaimana jika seandainya mereka sudah pernah melihatnya. Para malaikat berkata : Ya Allah mereka juga memohon ampun kepada Mu? Allah ta'ala berfirman : Ketahuilah para malaikat Ku,sesungguhnya aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka minta, dan melindungi mereka dari api neraka. Para malaikat berkata : Ya Allah di dalam majelis itu ada seorang hamba yang berdosa dan kebetulan hanya lewat lalu duduk bersama mereka. Maka Allah berfirman : Ketahuilah bahwa sesungguhnya Aku akan mengampuni orang tersebut. Sesungguhnya mereka itu adalah suatu kaum yang teman duduknya tidak akan celaka karena mereka. (Perbandingan nilai yang jauh antara apa yang didapat ketika mencari dunia dan datang di majelis ilmu -pent)

Berkata Sahl ibn Abdillah At Tastariy : Barang siapa yang menginginkan untuk melihat majelisnya para nabi, maka lihatlah majelisnya para ulama.

Ketujuh : Engkau harus mengetahui bahwa berpaling ke dunia, dan meninggalkan menuntut ilmu syar'i adalah merupakan macam-macam kerendahan yang sangat dalam.

Bersambung …..


Diterjemahkan oleh saudaraku alfadhil Abu Saliimah (hafidzahullah) dari kitab  
القصور في طلب العلم: أسبابه وعلاجه
dengan peringkasan dan sedikit penambahan
Link download : 
pinjam gambar dari www.hor3en.com

Sumber : http://sunnahkami.blogspot.com/2012/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_12.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar